Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki mengatakan orang yang berpuasa mempunyai 10 keutamaan yang diberikan Allah, di antaranya ialah:
 Pertama, Allah memberikan keistimewaan kepada umat  yang berpuasa dengan menyediakan satu pintu khusus di surga yang dinamai  Al Rayyan. Pintu surga Al Rayyan ini hanya disediakan bagi umat yang  berpuasa. 
Kata Nabi dalam satu haditsnya, pintu Rayyan hanya diperuntukkan bagi  orang-orang berpuasa, bukan untuk lainnya. Bila pintu tersebut sudah  dimasuki oleh seluruh rombongan ahli puasa Ramadhan, maka tak ada lagi  yang boleh masuk ke dalamnya. (HR. Ahmad dan Bukhari-Muslim).
Kedua, Allah telah mengfungsikan puasa umat Nabi  Muhammad saw sebagai benteng yang kokoh dari siksa api neraka sekaligus  tirai penghalang dari godaan hawa nafsu. Dalam hal ini Rasul bersabda,  “Puasa (Ramadhan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa  api neraka.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi). Rasul menambahkan pula bahawa  puasa yang berfungsi sebagai perisai itu layaknya perisai dalam kancah  peperangan selama tidak dinodai oleh kedustaan dan pergunjingan. (HR.  Ahmad, An Nasa`i, dan Ibnu Majah).
Ketiga, Allah memberikan keistimewaan kepada ahli  puasa dengan menjadikan bau mulutnya itu lebih harum dari minyak misik.  Sehingga Rasul bertutur demikian, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa  lebih semerbak di sisi Allah dari bau minyak misik.”
Keempat, Allah memberikan dua kebahagiaan bagi ahli  puasa yaitu bahagia saat berbuka dan pada saat bertemu dengan Allah  kelak. Orang yang berpuasa dalam santapan bukanya meluapkan rasa  syukurnya dimana bersyukur termasuk salah satu ibadah dan dzikir. Syukur  yang terungkap dalam kebahagiaan kerana telah diberi kemampuan oleh  Allah untuk menyempurnakan puasa di hari tersebut sekaligus berbahagia  atas janji pahala yang besar dari-Nya. “Orang yang berpuasa mempunyai  dua kebahagiaan. Yaitu berbahagia kala berbuka dan kala bertemu Allah,”  kata Rasul dalam hadits riwayat imam Muslim.
Kelima, puasa telah dijadikan oleh Allah sebagai  medan untuk menempa kesehatan dan kesembuhan dari beragam penyakit.  “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Ibnu Sunni dan Abu  Nu`aim).
Abuya menegaskan bahawa rahasia kesehatan di balik ibadah puasa  adalah bahawa puasa menempah tubuh kita untuk melumatkan racun-racun  yang mengendap dalam tubuh dan mengosongkan materi-materi kotor lainnya  dari dalam tubuh.
Menurut kerangka berpikir Abuya, puasa ialah fasilitas kesehatan bagi  seorang hamba guna meningkatkan kadar ketaqwaan yang merupakan tujuan  utama puasa itu sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas  kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar  kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).
Keenam, keutamaan berikutnya yang Allah berikan  kepada ahli puasa adalah dengan menjauhkan wajahnya dari siksa api  neraka. Matanya tak akan sampai melihat pawai arak-arakan neraka dalam  bentuk apapun juga. Rasul yang mulia berkata demikian, “Barangsiapa  berpuasa satu hari demi di jalan Allah, dijauhkan wajahnya dari api  neraka sebanyak (jarak) tujuh puluh musim.” (HR. Ahmad, Bukhari-Muslim,  dan Nasa`i).
Ketujuh, dalam Al Quran Allah berfirman, “Mereka itu  adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang  melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan  mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan  gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (Qs. At Taubah: 112).
Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan bahawa orang –orang yang  melawat (As Saihuun) pada ayat tersebut adalah orang yang berpuasa sebab  mereka melakukan lawatan (kunjungan) ke Allah. Makna lawatan, tegas  Abuya, di sini adalah bahawa puasa merupakan penyebab mereka (orang yang  berpuasa) bisa sampai kepada Allah. Lawatan ke Allah ditandai dengan  meninggalkan seluruh kebiasaan yang selama ini dilakoni (makan, minum,  mendatangi istri di siang hari) serta menahan diri dari rasa lapar dan  dahaga.
Sembari mengutip Al Quran pula, Abuya mencoba menganalisa surah Az  Zumar ayat 10: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang  dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Kata Al Maliki, orang-orang yang  bersabarlah maksudnya adalah orang yang berpuasa sebab puasa adalah nama  lain dari sabar. Di saat berpuasalah, orang-orang yang bersabar (dalam  beribadah puasa) memperoleh ganjaran dan pahala yang tak terhitung  banyaknya dari Dzat Yang Maha Pemberi, Allah swt.
Kelapan, di saat puasa inilah Allah memberi  keistemewaan dengan menjadikan segala aktifitas orang yang berpuasa  sebagai ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Kerananya, orang yang berpuasa  dan ia meninggalkan ucapan yang tidak berguna (diam) adalah ibadah serta  tidurnya dengan tujuan agar kuat dalam melaksanakan ketaatan di  jalan-Nya juga ibadah. Dalam satu hadits riwayat Ibnu Mundih dinyatakan,  “Diamnya orang yang berpuasa adalah tasbih, tidurnya merupakan ibadah,  dan doanya akan dikabulkan, serta perbuatannya akan dilipatgandakan  (pahalanya).”
Kesembilan, di antara cara yang Allah kenakan dalam  memuliakan orang yang berpuasa, bahawa Allah menjadikan orang yang  memberi makan berbuka puasa pahalanya sama persis dengan orang yang  berpuasa itu sendiri meski dengan sepotong roti atau seteguk air. Dalam  satu riwayat Nabi bertutur seseorang yang memberi makan orang yang puasa  dari hasil yang halal, akan dimintakan ampunan oleh malaikat pada  malam-malam Ramadhan…… meski hanya seteguk air. (Hr. Abu Ya`la).
Kesepuluh, orang yang berbuka puasa dengan berjamaah  demi melihat keagungan puasa, maka para malaikat akan bershalawat  (memintakan ampunan) baginya.
Source: Pondok Habib


 
 
No comments:
Post a Comment